KH Ahmad Dahlan Lelang Harta Benda untuk Gaji Guru Muhammadiyah

SUMBAR24 — Kejadiannya kira-kira sekitar tahun 1921-an. Suatu siang KH Ahmad Dahlan memukul kentongan mengundang penduduk Kauman ke rumahnya. Penduduk Kauman berduyun-duyun ke rumahnya. Setelah banyak orang berkumpul di rumahnya, KH Ahmad Dahlan pidato yang isinya menyatakan bahwa kas Muhammadiyah kosong.

Sementara guru-guru Muhammadiyah belum digaji. Muhammadiyah memerlukan uang kira-kira 500 gulden untuk menggaji guru, karyawan, dan membiayai operasional sekolah Muhammadiyah.

Karena itu KH Ahmad Dahlan menyatakan melelang seluruh barang-barang yang ada di rumahnya. Pakaian, almari, meja kursi, tempat-tempat tidur, jam dinding, jam berdiri, lampu-lampu dan lain-lain.

Rahmat Shigeru Ono, Mantan Tentara Jepang Yang Ikut Bergerilya

Ringkasnya KH Ahmad Dahlan melelang semua barang-barang miliknya itu dan uang hasil lelang, seluruhnya dipakai untuk membiayai sekolah Muhammadiyah, khususnya untuk menggaji guru dan karyawan.

Para penduduk Kauman itu terbengong-bengong setelah mendengar penjelasan beliau. Murid-murid beliau pun yang ikut pada pengajian Thaharatul Qulub sama terharu melihat semangat pengorbanan KH Ahmad Dahlan, dan mereka saling berpandangan satu sama lain, berbisik-bisik satu sama lain.

Singkat cerita, penduduk Kauman itu khususnya para juragan yang menjadi anggota kelompok pengajian Tharatul Qulub, kemudian berebut membeli barang-barang yang dilelang.

Jasa Mbah Djuwari dan 3 Orang Kawannya

Dalam waktu singkat semua barang habis terlelang dan terkumpul uang lebih dari 4.000 gulden. Anehnya setelah selesai lelangan itu tidak ada seorang pun yang membawa barang-barang yang dilelang tersebut. Mereka lalu pamit mau pulang.

Tentu saja KHA Dahlan heran, mengapa mereka tidak mau membawa barang-barang yang sudah dilelang. KHA Dahlan berseru, ”Saudara-saudara, silahkan barang-barang yang sudah sampeyan lelang itu saudara bawa pulang. Atau nanti saya antar?”
Jawab mereka pada KHA Dahlan, “Tidak usah Kiai. Barang-barang itu biar di sini saja, semua kami kembalikan pada Kiai.”

“Lalu uang yang terkumpul ini bagaimana?“ tanya KHA Dahlan.
Kata salah seorang dari mereka, “Ya untuk Muhammadiyah. Kan Kiai tadi mengatakan Muhammadiyah perlu dana untuk menggaji guru, karyawan dan membiayai sekolahnya?”

Perang Dunia II, 1500 Tentara Jepang Dipenggal Suku Dayak Laut

“Ya, tapi kebutuhan Muhammadiyah hanya sekitar 500 gulden, ini dana yang terkumpul lebih dari 4000 gulden. Lalu sisanya bagaimana?” tanya KH Ahmad Dahlan. Jawab orang itu, “Ya biar dimasukkan saja ke kas Muhammadiyah.

Sumber : Grup Indonesia Tempo Doeloe (Tulisan Syukriyanto AR, Ketua LSBO PP Muhammadiyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *