Kabar  

Banjir Bandang di Sudan, 100 Orang Tewas, Ratusan Ribu Rumah Tenggelam

Banjir Bandang di Sudan
Dok. Republika.co.id

SUMBAR24.COM — Hujan lebat dalam beberapa pekan terakhir, akhirnya membuat banjir bandang di Sudan. Dilansir dari Moslemtoday, Kamis (10/09/20) banjir yang telah menelan korban 100 orang lebih meninggal dunia dan menenggelamkan 100.000 rumah serta 500 ribu orang mengungsi.

Negara yang tengah mengalami kekacauan dalam beberapa tahun terakhir ini, kembali dirundung duka. Akhir pemerintah setempat menetapkan status darurat nasional selama tiga bulan kedepan.

Hujan lebat dan banjir bukan hal yang baru di Sudan. Bagi sebagian besar warganya mengatakan musibah banjir ini sudah biasa dan mereka sudah siap untuk menghadapi musim hujan.

Baca juga :

Peringatkan Trump, Raja Salman : Arab Saudi Tolak Damai dengan Israel

Menurut salah seorang warganya, Amna Ahmed, musim hujan dinegara itu biasanya juga berlangsung dari Juni hingga Oktober. Akan tetapi kali ini intensitas hujannya sangatlah tinggi dan menjadikan bencana alam terbesar dalam sejarah negara itu.

“Kami kehilangan segalanya. Kami kehilangan rumah, perabotan, pakaian dan bahkan kami hampir kehilangan nyawa kami,” ungkap Amna Ahmed, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis, (10/9/2020).

Berdasarkan penuturannya, ketinggian air sungai Nil meningkat drastis selama beberapa hari yang lalu. Sejak itu, air sungai Nil meluap dan menghancurkan semuanya dari rumah hingga pohon dan kendaraan.

Baca juga :

Malaysia Tegaskan Lindungi Pengungsi Uighur, Tolak Permintaan China

Pihak Otoritas Sudan mengatakan bahwa Sudan masih akan diguyur hujan beberapa hari lagi dan ketinggian air sungai Nil meningkat ke rekor tertinggi yaitu 17,85 meter. Para peneliti mengklaim bahwa perubahan iklim adalah penyebab utama masalah ini.

Sementara itu, menurut al-Arabiyah, banjir bandang di Sudan kini telah direspons dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). PBB merencanakan untuk mengalokasi anggaran darurat kemanusian di Sudan senilai 150 juta dolar.

Namun dikatakan, dana tersebut diluar dari estimasi donor internasional untuk merehabilitasi penghidupan para korban banjir bandang.  

Menurut PBB, anomali cuaca di Sudan ini belum akan berakhir. Musim hujan yang turun sejak Juli lalu, diperkirakan akan terjadi sampai Oktober.

“Sejumlah kelompok-kelompok kemanusian sangat memprihatinkan dan kemungkinan banjir bandang yang terjadi sepanjang musim hujan yang diperkirakan akan belangsung hingga Oktober,” begitu laporan al-Arabiyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *