Biok, Si Kakek Tuna Rungu, Puluhan Tahun Simpan Uang Hingga Berkarung-karung

Si Kakek Tuna Rungu, Puluhan Tahun Simpan Uang Hingga Berkarung-karung
Dok. Humas Kota Payakumbuh

SUMBAR24.COMKakek Tuna Rungu yang bernama asli Palyuri (81 tahun) atau biasa dipanggil Biok oleh warga sekitar di Kelurahan Tigo Koto Diate, Kecamatan Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh.

Akhir-akhir ini begitu viral di media sosial dan celoteh warga di sejumlah tempat. Meski tak bisa bicara, puluhan tahun Biok menabung uang dalam karung dan kain-kain sehingga memenuhi rumah mungilnya di kampung itu.

Lurah dan warga tengah memasukkan uang ke dalam karung-karung

Dilansir dari Payakumbuhkota.go.id, Kamis (25/02/21), berawal dari dinding rumah kayunya yang sudah bolong. Biok, Kakek Tuna Rungu, ini minta kepada kerabatnya untuk mengganti dinding tersebut. Tak disangka setelah pintu rumah Biok dibuka, ternyata rumah tersebut penuh dengan kain bungkusan, dompet, dan kaleng-kaleng berisi uang.

Singkat cerita akhirnya Lurah setempat, Musleniyetti, bersama Bhabinkamtibmas Bripka Eko Sandra dan warga berhasil mengumpulkan sebanyak 9 karung uang kertas dan logam. Ditambah 1 karung uang yang sudah tidak bisa ditukarkan karena dimakan tikus dan kepuyuk (kecoak-red).

“Bahkan ada uang dari tahun 1971 yang disimpannya, sudah lama sekali disimpan,” kata Lurah Musleniyetti.

Baca juga : Wali Kota Riza Falepi Jalani Vaksin Sinovac Kedua

Kemudian uang milik Biok dirapikan dan dihitung hingga pekan lalu bernilai Rp. 80 juta lebih. Uang tersebut sudah disetorkan ke bank, Bank Nagari.

Bahkan 3 karung lagi uang kertas belum dihitung bersama pecahan uang logam, rencananya, Lurah dan pihak keluarga Biok akan menghitungnya dalam waktu dekat.

“Estimasi kami, total tabungan Biok mencapai lebih dari 100 Juta Rupiah,” ungkap Lurah Musleniyetti.

Biok (berbaju batik) berfoto bersama Lurah dan warga setempat

Sementara itu, Anggota DPRD setempat yang sempat menyaksikan proses pengumpulan uang Biok pada hari terakhir, Heri Iswandi Dt. Muntiko Alam menyampaikan keistimewaan dari kisah pak Biok.

Diceritakannya, Biok memiliki semangat luar biasa dengan hematnya menabung. Ada satu kunci kehidupan yang dimiliki Biok, meski kekurangan, dirinya tidak ada meminta-minta, lebih memilih bekerja dengan membantu di tempat orang yang pesta nikahan atau kenduri.

“Kita menyadari sikap protektifnya terhadap uang hasil jerihnya ini karena pernah trauma di masa lalu, Biokpernah di begal orang saat membawa uang penuh disakunya 7 tahun silam.

Sempat dioperasi karena digorok orang. Ceritanya saat itu malam hari dibujuk orang untuk diajak ke tempat kenduri, lalu dibonceng motor, di tengah jalan ternyata dirampok dan lehernya digorok, dibuang di lokasi kejadian di Padang Rantang Kabupaten Limapuluh Kota. Dan dilarikan ke Bukittinggi untuk dioperasi,” cerita Heri Iswandi didampingi pihak keluarga.

“Namun, yang luar biasanya pasca kejadian itu, beliau tetap tidak mau mengemis, malah dikasih orang menolak, maunya dibayar kalau kerja. Biok yang tuna rungu, tauladannya patut ditiru. Meski kekurangan, pantang untuk meminta,” tandas Heri Iswandi.

Biok lagi di atas bentor saat diungsikan sementara

Pihak keluarga, Zainab (67 tahun) selaku keponakan Biok menyampaikan dirinya terkejut mengetahui sebanyak itu uang yang ditabung Biok. Setiap dompet, kaleng, karung, dan kain ada uangnya. Saking protektifnya Biok dan tak ingin menyusahkan orang, uangnya dirahasiakan.

“Kemarin karena dinding rumah jebol, dan dirinya minta ganti ke saya baru mau membuka kunci gembok rumahnya supaya bisa diberes-beres oleh lurah dan yang lain,” kata Zainab.

Zainab juga menceritakan kalau sejak dinding belakang rumah Biok menjadi rusak dan bolong akibat terpaan matahari. Biok menjadi sering berjalan keluar rumah dengan membawa serta uangnya dalam kantong celana, sehingga jarang mandi karena rasa protektifnya kepada uang tersebut, sempat dianggap orang gila dan tidak dapat bekerja di tempat kenduri lagi.

Baca juga : Pisang Raksasa Papua, Tingginya Bisa Capai 25 Meter

“Sekarang uang Biok sudah aman, dirinya sudah bisa mandi lagi bisa bekerja di tempat-tempat kenduri, bahkan buat pergi ke mesjid untuk shalat, Biok tak lupa dengan Allah,” ujar Zainab.

Saat ini Pemko Payakumbuh melalui PDAM telah memasang jaringan air bersih di rumah Biok.

“Kami pihak keluarga menyampaikan terimakasih atas kepedulian seluruh pihak, sehingga Biok bisa kembali ceria lagi dan tidak cemas uangnya bakal dirampok orang, karena sudah berada di bank,” ungkap Zainab.

Respon (3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *