Qinwen Zheng melaju ke perempat final turnamen Roma Open 2025 setelah membungkam juara US Open 2019, Bianca Andreescu, dalam laga babak keempat yang berlangsung hari Senin (12/5/2025). Unggulan ke-8 asal Tiongkok itu menang straight set 7-5, 6-1 dan menjaga rekor tak terkalahkannya di babak awal turnamen Internazionali BNL d’Italia.
Zheng tampil impresif meski sempat kehilangan keunggulan di set pertama. Setelah memimpin 3-1, ia tertinggal 4-5 dan harus menyelamatkan dua set point saat Andreescu servis. Namun, Zheng berhasil membalikkan keadaan dan mengunci set pembuka 7-5 sebelum mendominasi set kedua.
BACA JUGA: Aryna Sabalenka Kalahkan Kostyuk Kali Ini di Roma Open 2025
Zheng Tampil Agresif Meski Sempat Tertekan
Meski statistik servis tidak berpihak padanya, Zheng hanya mencatat 46% servis pertama masuk dan melakukan 9 double fault, gaya bermain agresif dari baseline membuat perbedaan. Ia mencatat 27 winner, jauh mengungguli Andreescu yang hanya mencetak 9 winner. Dan serta berhasil mematahkan servis lawan sebanyak 7 kali dalam pertandingan yang berlangsung selama 1 jam 33 menit.
Qinwen Zheng Melaju ke Perempat Final Turnamen Roma Open 2025, Siap Tantang Sabalenka atau Kostyuk
Dengan kemenangan ini, Qinwen Zheng melaju ke perempat final turnamen Roma Open 2025 untuk ketiga kalinya dalam kariernya. Namun, ia belum pernah melangkah lebih jauh dari babak ini. Untuk meraih tiket semifinal, Zheng akan menghadapi tantangan berat yakni petenis nomor satu dunia Aryna Sabalenka.
Diana Shnaider Suguhkan Dropshot ‘Gila’ di Roma
Sementara itu di pertandingan lain, unggulan ke-13 asal Rusia Diana Shnaider juga lolos ke perempat final setelah mengalahkan Elise Mertens 6-2, 6-3. Poin terbaik dalam laga ini terjadi saat Shnaider menyentuh skor 30-30 di gim terakhir. Dari posisi yang nyaris mustahil, di luar garis ganda dan jauh dari baseline, ia melayangkan dropshot menyilang yang mengejutkan Mertens dan menghasilkan winner bersih.
BACA JUGA: Peyton Stearns Tundukkan Osaka dan Melaju Ke Perempat Final Roma Open 2025
“Itu momen gila. Tapi aku hanya mengikuti naluri,” ujar Shnaider seusai pertandingan. Ia menambahkan bahwa meski punya rencana permainan, terkadang insting di lapangan lebih menentukan keputusan.
Menariknya, Shnaider tampil tanpa pelatih di turnamen ini setelah kerjasamanya dengan mantan pemain top Dinara Safina berakhir. Meski demikian, kepercayaan dirinya tidak luntur, bahkan membuatnya tampil semakin bebas dan ekspresif.