Tottenham Hotspur Akhiri Puasa 17 Tahun Angkat Trofi, Kalahkan Manchester United di Final Liga Europa

Tottenham Hotspur Akhiri Puasa 17 Tahun Angkat Trofi, Kalahkan Manchester United di Final Liga Europa
Tottenham Hotspur Kalahkan Manchester United di Final Liga Europa, Kamis 22 Mei 2025 - Dokumentasi IG: Tottenham Hotspur /spursofficial

Tottenham Hotspur akhiri puasa 17 tahun angkat trofi setelah menaklukkan Manchester United 1-0 dalam partai final Liga Europa 2025 yang berlangsung di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5) dini hari WIB. Gol semata wayang Brennan Johnson menjadi penentu keberhasilan Spurs meraih gelar pertama mereka sejak 2008.

Kemenangan Bersejarah di Bawah Asuhan Ange Postecoglou

Di bawah kendali manajer Ange Postecoglou, Tottenham tampil dengan determinasi tinggi meskipun harus menghadapi tekanan besar dari Manchester United sepanjang pertandingan. Gol tunggal Johnson tercipta di akhir babak pertama, hasil umpan silang Pape Matar Sarr yang memantul dari Luke Shaw, mengecoh Andre Onana.

Meski United mencoba bangkit di babak kedua, penampilan solid lini pertahanan Spurs serta penyelamatan gemilang dari kiper Guglielmo Vicario memastikan keunggulan mereka tetap bertahan hingga peluit akhir berbunyi. Dengan hasil ini, Tottenham memastikan diri membawa pulang gelar Eropa sekaligus mengakhiri musim dengan manis.

Dampak Finansial dan Kebangkitan Spurs di Kancah Eropa

Selain sukses di lapangan, kemenangan ini juga membawa manfaat finansial besar bagi Tottenham. Klub asal London Utara ini dipastikan mengantongi pemasukan senilai £100 juta dan tiket otomatis menuju Liga Champions musim depan. Trofi ini menjadi bukti nyata kemajuan yang diraih sejak kedatangan Postecoglou, yang pada musim keduanya berhasil mewujudkan janjinya menghadirkan trofi bagi klub.

BACA JUGA: Nasib Amorim Pelatih Manchester United di Ujung Tanduk: Final Liga Europa Jadi Penentu

Kebangkitan ini menjadi simbol era baru bagi Spurs, yang sebelumnya kerap dikritik karena kegagalan meraih trofi meski tampil kompetitif. Bagi para suporter, kemenangan ini bukan hanya soal piala, tetapi tentang identitas dan semangat juang klub yang kembali hidup.

Tottenham Hotspur Akhiri Puasa 17 Tahun Angkat Trofi: Sebuah Awal Baru?

Gol Brennan Johnson menutup penantian panjang selama 17 tahun tanpa gelar dan membuktikan bahwa Tottenham mampu bersaing di level tertinggi Eropa. Dalam wawancara usai pertandingan, Johnson mengungkapkan kegembiraannya atas momen bersejarah ini.

“Saya sangat bahagia, ini adalah tujuan utama kami sejak awal musim. Klub ini sudah lama menanti momen seperti ini dan akhirnya kami bisa mewujudkannya,” ujarnya kepada TNT Sports.

Johnson juga menceritakan detik-detik gol yang ia cetak. “Saya menyentuh bola dan melihatnya bergulir masuk – perasaan itu luar biasa. Gol itu mungkin tidak indah, tapi yang penting kami menang dan mengangkat trofi ini,” tambahnya.

BACA JUGA: Hasil Laga Wakil Indonesia di Round 32 Malaysia Master 2025

Penampilan Kiper Vicario dan Karakter Tim yang Kuat

Salah satu pahlawan dalam laga ini adalah Guglielmo Vicario, yang melakukan sejumlah penyelamatan penting termasuk sundulan dari Shaw di menit-menit akhir. Johnson pun memuji peran krusial sang kiper. “Penyelamatan Vicario sangat penting, dia menjaga kami tetap unggul saat United menekan,” katanya.

Lebih lanjut, Johnson menegaskan bahwa karakter dan mentalitas tim menjadi kunci kemenangan. “Kami bermain di bawah tekanan besar, tapi tetap fokus dan bersatu. Ini adalah bukti bahwa kami layak meraih ini,” ungkapnya.

Masa Depan Cerah di Bawah Postecoglou

Meski masa depan Postecoglou sempat dipertanyakan menjelang akhir musim, keberhasilan ini menjadi pembuktian kualitasnya sebagai pelatih. Ia berhasil membawa Tottenham ke jalur kemenangan dengan pendekatan positif dan filosofi menyerang yang menyegarkan.

“Ange memberi kami kepercayaan diri. Dia berjanji membawa trofi dan ia menepatinya. Trofi ini adalah hasil dari kerja keras dan visi yang jelas,” ujar Johnson penuh penghargaan.

BACA JUGA: Nico Hulkenberg dan Kick Sauber Gagal Raih Poin di Imola

Kekecewaan di Kubu Manchester United

Sebaliknya, Manchester United harus menelan pil pahit dengan kegagalan meraih trofi musim ini. Di bawah Ruben Amorim, United tak mampu membalikkan keadaan dan menutup musim dengan hasil mengecewakan. Ini menjadi musim tanpa trofi dan tanpa tiket Eropa untuk kedua kalinya sejak 1990 – menambah beban bagi Amorim dan jajaran manajemen Setan Merah.