Jalannya Laga Final Liga Champions 2025 – Paris Saint-Germain (PSG) akhirnya mencapai puncak kejayaan Eropa setelah menaklukkan Inter Milan dengan skor mencolok 5-0 dalam partai final Liga Champions 2025 yang berlangsung di Allianz Arena, Munich, Ahad (31/5/2025) dini hari WIB. Kemenangan ini menjadi catatan emas bagi klub ibu kota Prancis, sekaligus gelar Liga Champions pertama sejak klub diambil alih pemilik Qatar pada 2011.
Tidak hanya menang besar, PSG juga mencatatkan rekor sebagai tim dengan margin kemenangan terbesar sepanjang sejarah final Liga Champions.
BACA JUGA: PSG Juara Liga Champions 2025: Pecahkan Rekor dan Raih Treble Bersejarah
Jalannya Laga Final Liga Champions 2025
Babak Pertama: PSG Tancap Gas, Inter Tak Berkutik
Pertandingan baru berjalan 12 menit ketika PSG membuka keunggulan melalui gol Achraf Hakimi. Gol tersebut berawal dari kombinasi apik antarpemain yang diakhiri umpan matang Déeire Doue ke arah Hakimi. Menariknya, Hakimi memilih tidak merayakan golnya sebagai bentuk hormat terhadap mantan klubnya, Inter Milan.
Hanya tujuh menit berselang, PSG menggandakan keunggulan. Kali ini Doue sendiri yang mencatatkan namanya di papan skor lewat serangan balik cepat yang mengenai kaki pemain Inter dan masuk ke gawang. Babak pertama ditutup dengan skor 2-0 untuk keunggulan PSG, yang tampil sangat dominan dalam penguasaan bola dan intensitas serangan.
Babak Kedua: Dominasi Total Les Parisiens
Gol Ketiga Konfirmasi Superioritas PSG
Di babak kedua, PSG tidak mengendurkan tekanan. Pada menit ke-63, Doue kembali mencetak gol usai menerima umpan brilian dari Vitinha, yang sebelumnya mendapat assist cerdas dari Dembele. Gol ini menandai kontribusi ketiga Doué dalam pertandingan dan memperkuat statusnya sebagai pemain muda paling bersinar malam itu.
Kvaratskhelia dan Mayulu Lengkapi Pesta Gol
Menit ke-73, Khvicha Kvaratskhelia menambah derita Inter dengan gol keempat PSG. Ia sukses menaklukkan kiper Inter dalam situasi satu lawan satu setelah menerima umpan dari Dembele.
BACA JUGA: 2 Pemain Inter Yang Luis Enrique Takuti di Final UCL 2025 Malam ini
Pesta PSG ditutup oleh pemain pengganti berusia 19 tahun, Senny Mayulu, pada menit ke-86. Gol kelima ini menjadi simbol penutup malam yang sempurna, memicu air mata bahagia dari bangku cadangan PSG dan kegembiraan luar biasa di kota Paris.
Akhir Era Megabintang, Awal Era Kolektivitas
Selama lebih dari satu dekade, PSG dikenal sebagai klub bertabur megabintang. Nama-nama besar seperti Zlatan Ibrahimovic, Neymar, Lionel Messi, hingga Kylian Mbappe pernah menghiasi skuad Les Parisiens. Namun, mereka semua gagal mempersembahkan trofi Liga Champions.
Segalanya berubah sejak 2023, ketika PSG mulai membubarkan proyek “superteam”. Neymar hengkang ke Arab Saudi, Messi ke MLS, dan Mbappe ke Real Madrid. Alih-alih menggaet nama besar lainnya, manajemen PSG memilih membangun tim muda yang solid dengan perekrutan pemain seperti Doué, Barcola, João Neves, dan Kvaratskhelia.
Luis Enrique dan Generasi Baru PSG Ciptakan Sejarah
Di balik keberhasilan ini ada tangan dingin pelatih Luis Enrique, yang berhasil menyatukan skuad muda dan menciptakan sistem permainan kolektif yang efektif. Pemain seperti Vitinha, Hakimi, Fabian Ruiz, dan Donnarumma berkembang pesat di bawah arahannya.
BACA JUGA: Chelsea Bangkit dan Juara UEFA Conference League 2025
Kemenangan 5-0 atas Inter Milan membuktikan bahwa PSG tak lagi sekadar proyek mahal. Mereka adalah tim nyata dengan kolektivitas, kedalaman skuad, dan visi permainan yang matang. Ini adalah PSG yang baru — bukan sekadar nama besar, tetapi tim juara sejati.
Statistik Pertandingan: Final Liga Champions 2025
- PSG 5-0 Inter Milan
Pencetak Gol:- 12’ Hakimi (assist Doue)
- 19’ Doue
- 63’ Doue (assist Vitinha & Dembele)
- 73’ Kvaratskhelia (assist Dembele)
- 86’ Mayulu
PSG Tak Terbendung
Inter Milan tak mampu menjawab tekanan yang diberikan PSG sejak menit awal. Tanpa banyak peluang bersih, skuad asuhan Simone Inzaghi terlihat kehilangan arah sepanjang pertandingan. Sebaliknya, PSG tampil sebagai tim yang solid, kreatif, dan efisien, sebuah hasil dari transisi panjang yang akhirnya membuahkan hasil manis.
Final ini tak hanya menandai PSG sebagai juara Eropa, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan membangun kembali identitas klub dari sebuah koleksi nama besar menjadi tim pemenang.