Petenis muda berbakat asal Amerika Serikat, Coco Gauff, berhasil menorehkan sejarah baru di dunia tenis. Ia keluar sebagai juara Prancis Terbuka 2025 setelah mengalahkan petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka, dengan skor 6-7(5), 6-2, 6-4 dalam pertandingan final yang digelar Sabtu (7/6/2026) malam WIB di Roland Garros. Kemenangan ini menjadikannya Coco Gauff Juara Prancis Terbuka Termuda dari AS sejak Serena Williams pada tahun 2002.
Comeback Gemilang: Bangkit dari Ketertinggalan Satu Set
Final Grand Slam kali ini mempertemukan dua petenis top dunia dalam duel yang layak disebut klasik modern. Gauff yang merupakan unggulan kedua dunia, sempat tertinggal setelah kalah di set pertama melalui tie-break. Sabalenka tampil agresif dan unggul 4-1 di awal laga, bahkan sempat dua kali mendapatkan peluang set point. Namun, ketangguhan mental Gauff membuatnya mampu memaksa tie-break.
BACA JUGA: Duel Epik, Carlos Alcaraz Siap Hadapi Sinner di Final Prancis Terbuka 2025
Sabalenka berhasil merebut set pertama setelah 1 jam 17 menit, tetapi setelah itu dominasi bergeser. Gauff tampil lebih menyerang, mendekati garis baseline, dan bermain dengan penuh percaya diri. Ia dengan cepat unggul 4-1 di set kedua dan akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Di set ketiga, permainan semakin menegangkan, tetapi Gauff tetap konsisten hingga mengunci kemenangan dalam total waktu 2 jam 38 menit.
Coco Gauff Tambah Koleksi Gelar Grand Slam
Gelar ini merupakan gelar Grand Slam kedua bagi Coco Gauff setelah sebelumnya ia menjadi juara US Open 2023, juga dengan mengalahkan Sabalenka di final. Menariknya, dalam kedua final tersebut, Gauff berhasil bangkit dari ketertinggalan satu set.
Dengan hasil ini, rekor pertemuan antara Gauff dan Sabalenka menjadi 6-5 untuk keunggulan Gauff, memperlihatkan persaingan yang ketat di antara dua petenis papan atas ini.
Coco Gauff Juara Prancis Terbuka Termuda Sejak Era Serena
Kemenangan di Roland Garros ini membuat Coco Gauff Juara Prancis Terbuka Termuda dari Amerika Serikat sejak Serena Williams memenangkan gelar pertamanya di Paris pada tahun 2002. Saat ini, Gauff masih berusia 21 tahun dan telah menunjukkan performa luar biasa yang mengingatkan publik pada era dominasi Serena.
Tak hanya mencetak rekor usia, Gauff juga menjadi petenis Amerika pertama dalam satu dekade terakhir yang memenangkan French Open. Terakhir kali hal ini terjadi adalah saat Serena Williams juara pada tahun 2015.
Lonjakan Peringkat dan Hadiah Fantastis
Atas kemenangan ini, Gauff mengantongi 2.000 poin WTA yang mengangkatnya ke posisi No. 2 di klasemen Race to WTA Finals Riyadh. Ia juga mempertahankan peringkat No. 2 dunia dalam peringkat resmi WTA.
Dari sisi finansial, Gauff membawa pulang hadiah uang sebesar €2.550.000 (sekitar Rp47 miliar). Sementara itu, Sabalenka sebagai runner-up memperoleh €1.275.000.
Sabalenka Gagal Tambah Gelar, Tapi Tetap Nomor Satu
Kekalahan di final ini membuat Aryna Sabalenka mencatatkan rekor 3 kemenangan dan 3 kekalahan di final Grand Slam. Meski gagal meraih gelar, Sabalenka tetap kokoh di peringkat satu dunia, baik dalam klasemen WTA maupun Race to WTA Finals Riyadh.
Petenis asal Belarus itu tampil agresif di awal pertandingan, namun tidak mampu mempertahankan konsistensi hingga akhir. Kesalahan sendiri yang meningkat di set kedua dan ketiga menjadi titik balik kemenangan Gauff.
BACA JUGA: Ukir Sejarah Final Grand Slam ke-5, Carlos Alcaraz Melaju ke Final Prancis Terbuka 2025
Era Baru Tenis Putri Dimulai?
Dengan dua gelar Grand Slam di usia 21 tahun dan kemenangan atas petenis nomor satu dunia, Coco Gauff menunjukkan bahwa ia adalah kekuatan baru di dunia tenis. Mentalitasnya yang kuat, kemampuan teknis yang matang, dan kecepatan di lapangan membuatnya menjadi salah satu calon legenda tenis putri masa depan.
Momen ini bisa menjadi awal era baru dominasi petenis muda Amerika di panggung tenis dunia, setelah sekian lama tenis putri AS kehilangan penerus Serena Williams.