MotoGP  

Gara-Gara Tear-Off Marc, Alex Marquez Alami Start Kacau di Sprint MotoGP Ceko

Gara-Gara Tear-Off Marc, Alex Marquez Alami Start Kacau di Sprint MotoGP Ceko
Alex Marquez - Dokumetasi laman: Michelin

Sprint Race MotoGP Ceko 2025 membawa mimpi buruk bagi Alex Marquez. Rider Gresini Racing itu finis di posisi ke-17, hasil terburuknya sepanjang musim. Masalah muncul bahkan sebelum lampu start padam, pasalnya gara-gara tear-off Marc akibatkan Alex Marquez kacau saat start.

Usai balapan, Alex mengungkapkan bahwa ia menemukan selembar tear-off dari helm sang kakak, Marc Marquez, di posisi grid-nya tepat setelah lap pemanasan. “Saya sempat ‘berduel’ dengan tear-off Marc di grid. Saya buang plastik itu, tapi tetap saja ban belakang spinning saat start,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kontroversi Bendera Kuning: Marc Marquez Tak Dipenalti Usai Crash di Q2 MotoGP Ceko

Marc Melepaskan tear-off Saat Menuju Grid

Tayangan ulang siaran MotoGP menunjukkan momen Marc melepaskan tear-off saat menuju grid posisi kedua. Nahas, plastik bening itu jatuh tepat di area start milik Alex yang berada di belakangnya. Dari kamera onboard, terlihat jelas ada tear-off bertanda ‘93’ di kotak start Alex. Ia bahkan tertangkap kamera memungutnya dan melemparkannya sebelum lampu start menyala.

Namun bukan hanya tear-off yang menjadi penyebab performa buruk. Alex juga merasa motornya mengalami getaran parah di bagian belakang. “Saya masih belum yakin apakah karena tear-off atau masalah pada ban. Sensasinya buruk sekali, ban belakang bergetar terus,” ujarnya. Masalah makin rumit saat ia nyaris bersenggolan dengan rekan setimnya, Fermin Aldeguer, di tikungan ketiga.

Merasa balapan sudah tak bisa diselamatkan, Alex memilih untuk fokus mengumpulkan data untuk balapan utama pada hari Minggu. Meski kecewa, ia tetap optimistis menatap peluang untuk tampil lebih kompetitif keesokan harinya. “Kami tidak terlalu jauh dari posisi depan di starting grid, jadi kami akan evaluasi dan bekerja keras agar bisa bangkit besok.”

Insiden gara-gara tear-off Marc akibatkan Alex Marquez kacau saat start ini jadi sorotan karena menunjukkan betapa kecilnya detail bisa berpengaruh besar dalam balapan. Dengan kondisi motor yang tak maksimal dan start yang terganggu, Alex kehilangan peluang untuk tampil maksimal di Sprint. Gresini Racing kini berharap temuan data dari sprint bisa menjadi kunci perbaikan performa untuk race utama.

BACA JUGA: Marc Marquez Kokoh di Puncak: Inilah Klasemen MotoGP 2025 Usai Sprint Race di Brno

Alarm Palsu Tekanan Ban! Masalah Elektronik Ganggu Sprint Race Pecco Bagnaia di Brno

Pecco Bagnaia mengalami salah satu momen paling membingungkan dalam Sprint Race MotoGP Ceko 2025. Sang juara bertahan Ducati itu harus mengorbankan posisinya di lintasan akibat peringatan tekanan ban yang ternyata… salah sistem.

Dalam balapan hari Sabtu di Brno, baik Bagnaia maupun tandemnya di tim pabrikan Ducati terlihat secara sengaja melambat agar bisa disalip rider lain. Tujuannya? Meningkatkan tekanan ban sesuai regulasi, setelah mendapat peringatan potensi penalti. Bagnaia bahkan sudah melakukan itu sejak lap kelima, sebelum akhirnya Marc Marquez, yang memimpin saat itu, juga melakukan hal serupa.

Namun, drama belum berakhir. Setelah menyelesaikan sprint di posisi ketujuh, turun jauh dari posisi pole yang ia rebut sehari sebelumnya, Bagnaia langsung masuk paddock Ducati dengan ekspresi frustrasi. Ia mengira akan mendapat penalti karena tekanan ban depan motornya tetap tidak memenuhi ambang batas, meski sudah mencoba segala cara.

Beruntung, hasil analisis data menunjukkan penyebab sebenarnya: motor Ducati Desmosedici GP25 milik Bagnaia mengalami gangguan elektronik. Sistem pengukuran tekanan ban salah membaca data dan mengirimkan peringatan palsu. Artinya, sejak awal Bagnaia tidak pernah benar-benar melanggar regulasi, ia hanya terlalu percaya pada sistem.

BACA JUGA: Marc Marquez Juara Sprint Race di Brno 2025, Tambah Jarak di Puncak Klasemen

Insiden ini mengingatkan kembali pada momen serupa yang dialami Marc Marquez. Rider Gresini itu juga sempat diperiksa usai balapan karena tekanan ban yang dianggap di bawah batas. Tapi akhirnya dibebaskan dari penalti setelah ditemukan bahwa kesalahan berasal dari sistem Race Direction.

Momen ini tentu jadi pelajaran penting bagi Ducati, dan mungkin juga Dorna, agar sistem monitoring tekanan ban bisa lebih akurat di masa depan. Bagi Bagnaia, kehilangan posisi karena alarm palsu tentu jadi catatan pahit, terutama ketika ia sudah berada di posisi ideal untuk memperebutkan kemenangan.