Honda Bakal Ganti Manajer Tim untuk Musim WorldSBK 2026, Yuji Mori Disebut Jadi Kandidat Kuat

Honda Bakal Ganti Manajer Tim untuk Musim WorldSBK 2026, Yuji Mori Disebut Jadi Kandidat Kuat
Honda HRC WorldSBK - Dokumentasi Instagram/@hrc_worldsbk

Honda bakal ganti manajer tim untuk musim WorldSBK 2026 setelah performa yang belum sesuai harapan dalam beberapa musim terakhir. Nama insinyur asal Jepang, Yuji Mori, kabarnya akan menggantikan Jose Escamez yang saat ini menjabat sebagai manajer tim HRC.

Jose Escamez, yang berasal dari Spanyol, semula mendapat tugas menangani proyek WorldSBK Honda sejak awal musim 2024. Ia sebelumnya merupakan bagian dari struktur manajemen tim MotoGP Honda, ia juga membawa pendekatan bergaya Grand Prix ke dalam dunia Superbike. Namun, setelah dua musim tanpa kemenangan dan hanya beberapa podium, Honda kabarnya akan melakukan perubahan besar di pucuk pimpinan tim.

BACA JUGA: Kondisi Pembalap Ini 80 Persen Namun Finis Ke-6 di Sachsenring: Aksi Heroiknya di Tengah Cedera

Honda Ubah Arah Strategi: MotoGP Out, Pendekatan Jepang Masuk

Langkah Honda bakal ganti manajer tim untuk musim WorldSBK 2026 ini sebagai sinyal perubahan arah. Jika sebelumnya pendekatan Grand Prix menjadi basis strategi, kini Honda ingin kembali ke pola internal. Yakni yang lebih teknis dan terpusat pada pengembangan motor, tidak hanya manajemen tim.

Yuji Mori, seorang insinyur senior dari Jepang yang dekat dengan divisi pengembangan Fireblade. Mori digadang-gadang menjadi sosok yang akan memimpin proyek WorldSBK Honda musim depan. Masuknya Mori hendaknya bisa menyuntikkan stabilitas dan arah teknis baru untuk Honda CBR1000RR-R, motor yang sudah menjadi andalan sejak 2020.

Meski Fireblade tampil cukup kuat di ajang-ajang lain seperti BSB, ARRC, hingga Suzuka 8 Hours, performanya di WorldSBK belum juga menjanjikan. Sejak kembali ke kejuaraan dunia ini, Honda hanya mampu mengoleksi enam podium tanpa satu pun kemenangan.

Tak Sehebat Yamaha dan Bimota-Kawasaki

Di musim 2025, Honda memang menunjukkan progres, terutama sejak pertengahan tahun lalu. Motor mereka mulai konsisten finis di enam besar, tetapi belum cukup kompetitif. Mereka masih kalah bersaing dengan Yamaha atau Bimota yang baru bergabung namun sudah meraih podium dan front-row.

BACA JUGA: Sachsenring Gila! Inilah Satu-satunya Pembalap KTM yang Finis di MotoGP Jerman 2025

Tim Yamaha berhasil menang bersama Andrea Locatelli di Assen, sementara Bimota bermesing Kawasaki sukses mencetak dua start barisan depan dan satu podium di musim debutnya. Bandingkan dengan Honda yang bahkan belum naik podium di paruh pertama 2025.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa meskipun Fireblade kompetitif di ajang regional dan ketahanan, proyek WorldSBK-nya belum menemukan formula yang tepat.

Rumor Transfer Pembalap dan Perombakan Besar

Perubahan manajer tim ini juga bersamaan dengan sejumlah rumor besar di pasar pembalap. Honda kabarnya mengincar Alvaro Bautista dan bahkan Jack Miller untuk musim 2026. Menariknya, spekulasi yang berkembang juga sempat menyebut nama Cal Crutchlow sebagai calon manajer tim, sebelum akhirnya Yuji Mori muncul sebagai kandidat utama.

Jika benar Honda bakal ganti manajer tim untuk musim WorldSBK 2026 dan mendatangkan pembalap papan atas, maka langkah ini akan menjadi restrukturisasi besar-besaran yang bisa mengubah peta persaingan.

Musim depan juga akan menjadi tahun ketujuh bagi Fireblade sebagai motor utama Honda di Superbike dunia. Dengan begitu banyak pengalaman dan data, ekspektasi akan meningkat tajam seiring dengan perubahan di level manajemen.

BACA JUGA: Fabio Quartararo Sebut Motor Yamaha Super Lambat Usai MotoGP Jerman 2025

Sinyal Revisi Total dari Proyek Fireblade?

Penunjukan Jose Escamez di awal 2024 bertujuan sebagai bagian dari dorongan ambisius Honda untuk kembali ke papan atas WorldSBK. Namun, jika benar ia akan digantikan setelah hanya dua musim, ini bisa menjadi pengakuan dari Honda bahwa strategi berbasis MotoGP tidak berhasil diterapkan sepenuhnya dalam konteks Superbike.

Dengan Yuji Mori yang memiliki latar belakang teknis kuat dan pengalaman langsung dengan Fireblade, proyek ini hendaknya lebih terintegrasi dengan pengembangan internal Honda. Fokusnya mungkin akan bergeser dari strategi manajerial ke pengembangan performa teknis dan setup motor yang lebih kompetitif.

Honda tentu tidak ingin terus-menerus menjadi penonton dalam persaingan gelar yang saat ini, yang dominasinya milik Toprak Razgatlioglu dan Nicolo Bulega. Perubahan ini menjadi langkah penting agar Honda kembali menjadi tim yang membuat lawan harus memperhitungkan sebagai penantang. Terutama untuk perebutan gelar juara dunia.