Kondisi Pembalap Ini 80 Persen Namun Finis Ke-6 di Sachsenring: Aksi Heroiknya di Tengah Cedera

Kondisi Pembalap Ini 80 Persen Namun Finis Ke-6 di Sachsenring Aksi Heroiknya di Tengah Cedera
Luca Marini - Dokumentasi Instagram/@lucamarini10

Penampilan penuh determinasi kembali diperlihatkan oleh pembalap dari tim Honda HRC Castrol ini. Meski kondisinya 80 persen namun finis ke-6 di Sachsenring MotoGP Jerman 2025 akhir pekan lalu. Dan ini menjadi hasil terbaiknya sejauh ini bersama Honda di kelas utama.

Dialah, Luca Marini (#10), dalam gelaran MotoGP 2025 seri kesebelas di Sirkuit Sachsenring, tampil dengan menahan rasa sakit dan keterbatasan fisik. Ia berhasil membalikkan ekspektasi dengan performa penuh strategi dan keberanian.

Pembalap asal Italia itu baru kembali ke lintasan usai absen dalam tiga seri sebelumnya akibat cedera yang dideritanya saat uji coba Superbike di Suzuka. Meski belum sepenuhnya pulih, ia membuktikan kapasitasnya sebagai pembalap tangguh dengan menyelesaikan lomba dalam enam besar.

BACA JUGA: Sachsenring Gila! Inilah Satu-satunya Pembalap KTM yang Finis di MotoGP Jerman 2025

Start Ciamik, Strategi Cerdas

Memulai balapan dari posisi ke-15, Marini langsung tampil agresif dan menyodok ke urutan ke-9 hanya dalam satu lap. Namun seiring jalannya lomba, kondisi fisiknya mulai terasa mengganggu. Ia sempat turun ke posisi ke-11 pada fase tengah dari total 30 lap, sebelum bangkit kembali dan finis di posisi keenam.

“Saya sangat senang dengan performa di balapan ini,” ujar Marini usai lomba. “Banyak pebalap terjatuh ketika ban depan kehilangan grip, jadi saya sangat berhati-hati, terutama di Tikungan 1 yang jadi lokasi jatuhnya banyak rider.”

Kondisi Pembalap Ini 80 Persen Namun Finis Ke-6 di Sachsenring: Bukti Mental Baja Marini

Marini mengungkapkan bahwa sejak lap ketujuh, rasa sakit mulai muncul terutama di bagian lengan kiri. Meski begitu, ia memilih menurunkan ritme sejenak untuk menjaga kondisi ban, yang terbukti menjadi kunci saat mendekati garis finis.

“Aku harus memperlambat sedikit karena rasa nyeri. Tapi itu justru memberi keuntungan di akhir lomba karena kondisi ban masih bagus, dan aku bisa menyalip dengan efektif,” jelasnya.

BACA JUGA: Fabio Quartararo Sebut Motor Yamaha Super Lambat Usai MotoGP Jerman 2025

Aksi impresif Marini makin terasa ketika ia berhasil melewati Jack Miller (Pramac Yamaha) untuk merebut posisi keenam. Tak berhenti di situ, ia kemudian harus bertahan dari tekanan hebat Brad Binder (KTM) di lap-lap terakhir.

“Sebenarnya aku ingin menyalip Jack dan Brad lebih cepat, tapi kekuatan di lengan kiri tidak cukup kuat untuk pengereman maksimal. Aku hanya bisa menunggu sampai mereka kehilangan grip di ban belakang.”

Evaluasi dan Fokus ke Sesi Berikutnya

Meski puas dengan progres yang dicapai sejak sesi latihan Jumat, Marini menyadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Ia menyebut performa Honda di lap-lap awal masih kurang kompetitif dan kecepatan dalam satu lap juga harus ditingkatkan.

“Saya yakin jika dalam kondisi lebih fit, saya bisa lebih dekat dengan Aldeguer (posisi 5) dan Fabio Quartararo (posisi 4). Tapi secara keseluruhan ini langkah yang sangat positif,” ungkapnya.

BACA JUGA: Pertarungan Toprak Razgatlioglu vs Bulega Kian Panas di WorldSBK 2025 Usai Hattrick Donington

Marini tidak memiliki banyak waktu untuk pemulihan karena MotoGP langsung berlanjut ke Brno untuk seri berikutnya. Beruntung, ia sudah sempat melakukan tes privat di sirkuit tersebut, yang memberinya sedikit keuntungan dalam hal adaptasi.

Nasib Berbeda untuk Rekan Setim

Sementara itu, nasib kurang beruntung menaungi rekan setimnya di HRC, Joan Mir. Ia gagal menyelesaikan balapan setelah terjatuh usai insiden dengan Ai Ogura. Rider Jepang itu akhirnya menutup balapan di posisi kesembilan, dua tempat di belakang Marini.

Performa Marini menjadi sorotan positif tersendiri bagi Honda yang tengah berjuang keluar dari krisis performa musim ini. Dengan balapan yang semakin kompetitif dan tuntutan fisik tinggi, pencapaian Marini di Sachsenring tak hanya memberi poin penting, tetapi juga menunjukkan karakter pantang menyerah yang bisa jadi modal penting ke depan.