Massimo Rivola Akui Mesin Aprilia RS-GP Lemah di Tengah Tren Positif MotoGP 2025

Massimo Rivola Akui Mesin Aprilia RS-GP Lemah di Tengah Tren Positif MotoGP 2025
Motor Aprilia RS-GP - Dokumentasi Instagram/@aprilia

Massimo Rivola akui mesin Aprilia RS-GP lemah meski tim asal Noale itu tengah menunjukkan performa impresif di paruh pertama MotoGP 2025. Pengakuan mengejutkan ini datang langsung dari sang direktur balap Aprilia ini. Rivola menyoroti karakter motor RS-GP 2025 yang agresif dan sulit dikendalikan secara konsisten.

“Sejak awal musim, motor ini memang terasa lebih fisik dan sedikit lebih agresif. Hal tersebut membuatnya lebih sulit dikendarai secara maksimal dan konsisten. Karena itu, kami sedang berupaya membuat motor yang lebih halus dan mudah dikendalikan,” ujar Massimo Rivola dalam sesi wawancara usai GP Belanda di Assen beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Franco Morbidelli Kenang Masa Jaya Bersama Yamaha di 2021, Lalu Terpuruk

Perombakan Besar Aprilia dan Transformasi RS-GP

Musim 2025 ini menjadi awal dari era baru bagi Aprilia. Tidak hanya mendatangkan dua pembalap baru, yakni Jorge Martin dan Marco Bezzecchi, Aprilia juga merombak struktur teknis tim. Fabiano Sterlacchini yang sebelumnya menjadi otak teknis di Ducati dan KTM, kini dipercaya menggantikan Romano Albesiano yang hengkang ke Honda.

Perombakan ini terjadi di tengah transisi besar Aprilia. RS-GP 2025 menjadi motor baru yang diracik dengan pendekatan berbeda, dan hanya Raul Fernandez dari Trackhouse Racing yang memiliki pengalaman mengendarai versi sebelumnya. Jorge Martin kesulitan karena cedera dan kini juga tengah berkonflik kontrak, sementara Bezzecchi justru tampil cemerlang dengan menjadi tulang punggung performa tim pabrikan.

Marco Bezzecchi sukses meraih kemenangan pertamanya bersama Aprilia di Silverstone, lalu mengunci podium ganda di Assen (P3 di Sprint dan P2 di Grand Prix). Di sisi lain, Raul Fernandez menunjukkan tren positif dengan tiga finis top-10 beruntun, termasuk posisi kedelapan di Assen.

Massimo Rivola Akui Mesin Aprilia RS-GP Lemah dalam Aspek Konsistensi

Massimo Rivola akui mesin Aprilia RS-GP lemah dalam hal pengendalian dan konsistensi performa. Meski memiliki tenaga dan kecepatan mumpuni, karakter mesin yang agresif justru membuat pembalap kesulitan memaksimalkannya di semua lintasan dan kondisi balapan.

“Kami tahu bahwa motor ini sangat bertenaga, tapi kami ingin agar power-nya bisa tersalurkan dengan lebih smooth. Ini penting agar rider bisa tampil konsisten sepanjang akhir pekan,” tambah Rivola.

BACA JUGA: Fabio Quartararo Ingin Pindah ke Aprilia? Yamaha dalam Tekanan Jelang Negosiasi Kontrak Baru

Bos Aprilia ini juga menegaskan bahwa kehadiran Sterlacchini membawa pengaruh positif karena pendekatannya yang lebih metodis dan berorientasi pada detail. Hal ini diyakini menjadi kunci dalam menyempurnakan karakter RS-GP agar lebih mudah dijinakkan.

Kekuatan Aprilia di Aero: “Kami Jadi Referensi”

Meski mengakui kekurangan di sektor mesin, Rivola tetap bangga dengan keunggulan Aprilia dalam hal aerodinamika. RS-GP adalah salah satu motor paling inovatif di grid, terutama sejak adanya fairing efek tanah pada musim 2024, serta desain fairing belakang yang debut di tes Jerez tahun ini.

“Di sektor aero, saya tak ingin terdengar sombong, tapi saya rasa Aprilia adalah referensinya. Kami terus berinovasi dan memimpin di area ini,” kata Bos Aprilia, Rivola.

Desain aerodinamika Aprilia sepertinya menjadi salah satu faktor pembeda yang memungkinkan Bezzecchi tampil kompetitif dan konsisten di barisan depan, terutama dalam pertarungan melawan dominasi Ducati.

BACA JUGA: Rapor Pembalap F1 di Kualifikasi GP Inggris 2025: Max Verstappen Unggul, Ferrari Gagal Manfaatkan Momentum

Jorge Martin dan Dilema Kontrak dengan Aprilia

Namun di balik tren positif ini, Aprilia menghadapi ancaman serius dengan situasi Jorge Martin. Sang juara dunia MotoGP 2024 itu kabarnya ingin mengaktifkan klausul performa dalam kontraknya untuk keluar dari tim pada akhir musim. Martin menurut info yang beredar akan menjadikan Honda sebagai opsi utama, meski performa pabrikan Jepang itu belum stabil.

Rivola menanggapi kabar ini dengan tegas. Ia menyebut Aprilia tetap ingin mempertahankan Martin dan siap membawa permasalahan ini ke jalur hukum jika perlu. Padahal, Martin sempat menunjukkan kepemimpinan kuat dalam uji coba pascamusim di Valencia tahun lalu.

Situasi ini memunculkan pertanyaan: mengapa seorang juara dunia ingin hengkang dari tim yang tengah menanjak? Apalagi dengan Aprilia yang saat ini mampu menyaingi bahkan mengalahkan Ducati di beberapa seri terakhir.

Meski Massimo Rivola akui mesin Aprilia RS-GP lemah dalam aspek tertentu, performa keseluruhan tim tetap menunjukkan peningkatan signifikan. Dengan Marco Bezzecchi sebagai pemimpin baru, Raul Fernandez yang mulai menemukan ritmenya, serta inovasi berkelanjutan di sektor aerodinamika, Aprilia tampak berada di jalur yang tepat.

BACA JUGA: Masalah Misterius Ferrari yang Bikin Leclerc Frustrasi di Kualifikasi F1 Inggris 2025

Akan tetapi, tantangan utama bagi pabrikan Noale itu tetap konsistensi mesin dan stabilitas internal, terutama menyangkut masa depan Jorge Martin. Apakah Aprilia mampu menyatukan potensi besar ini menjadi proyek juara dunia? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.