Garrett Gerloff berjuang keras di WorldSBK 2025 untuk mengejar ketertinggalan dari para rivalnya di tengah persaingan yang semakin sengit. Setelah menjalani enam putaran musim ini, pembalap asal Amerika Serikat itu mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan, meski mengakui masih jauh dari level yang ia harapkan.
Tahun ini menjadi musim penuh tantangan bagi Gerloff bersama tim barunya, Kawasaki WorldSBK Team. Setelah dua tahun bersama BMW, ia kini harus menyesuaikan diri dengan motor dan lingkungan yang sepenuhnya berbeda. Meski progresnya tidak secepat yang diharapkan, performanya di Most dan Misano menjadi titik terang bagi masa depan musim ini.
BACA JUGA: Flashback MotoGP Belanda 2025, Marc Marquez Juara di Momen Sulit
Langkah Positif di Misano: Finis Top 10 Pertama Musim Ini
Balapan di Misano menjadi titik balik kecil bagi Gerloff. Ia berhasil finis ke-8 di Race 2 — hasil top 10 pertamanya musim ini, setelah sebelumnya juga menunjukkan konsistensi dengan menyelesaikan semua balapan di Most dalam posisi 12 besar.
“Motor ini mulai klik sedikit demi sedikit dengan saya, dan saya juga mulai menemukan hal-hal baru yang bisa saya ubah untuk meningkatkan performa,” ujar Gerloff.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa posisinya belum ideal. “Saya masih jauh dari tempat yang saya inginkan. Di Race 2 Misano, saya memang finis ke-8, tapi itu karena dua rider di depan saya jatuh. Saya terpaut 12 detik dari posisi ketujuh. Masih banyak yang harus dikerjakan.”
Garrett Gerloff Berjuang Keras di WorldSBK 2025 di Tengah Kompetisi yang Semakin Sengit
Menurut Gerloff, salah satu tantangan terbesar musim ini adalah meningkatnya kualitas persaingan di seluruh grid. “Tahun ini semua tim mengambil langkah besar. Bahkan para rider di grup tengah kini tampil jauh lebih kuat. Saya merasa sudah mengendarai sebaik mungkin, tapi tetap saja sulit untuk masuk 10 besar.”
BACA JUGA: Insiden Fabio Quartararo Nyaris Crash di MotoGP Belanda 2025, Lolos dari Tabrakan Berbahaya
Ia menyebut bahwa beberapa catatan waktunya di musim ini bahkan lebih baik dari yang ditorehkan Alex Lowes tahun lalu. Namun, hasil akhirnya tetap tidak mencerminkan kemajuan tersebut karena ketatnya persaingan.
“Kadang ini membuat frustrasi, tapi saya mencoba untuk tetap berpikiran jernih dan terus bekerja keras,” tambahnya.
Tantangan Baru: Minim Data, Harus Berdiri Sendiri
Perbedaan besar yang dirasakan Gerloff tahun ini adalah kurangnya data pembanding dari rekan setim. Jika sebelumnya ia bisa berbagi informasi teknis dengan empat pembalap lain yang menggunakan motor sama, kini ia harus mengandalkan proses trial and error sendiri.
“Saya dulu bisa membandingkan data dengan banyak pembalap, tapi sekarang tidak semudah itu. Bahkan membandingkan data tahun lalu dengan Alex pun sulit karena kondisi trek berubah, angin bisa mempengaruhi analisa data,” katanya.
BACA JUGA: Absen di Sachsenring, Update Cedera Jorge Martin Jelang MotoGP Jerman 2025
Target Realistis di Donington: Top 10 Tanpa Ketergantungan pada Crash
Menjelang putaran selanjutnya di Donington Park pada 11–13 Juli mendatang, Gerloff tetap optimistis bisa melanjutkan tren positif. Ia berharap bisa meraih posisi 7 atau 8 secara murni, tanpa bergantung pada insiden rider lain.
“Saya senang bisa kembali ke Donington. Asphaltnya menyenangkan dan saya punya feeling bagus di sana. Saya ingin raih top 10 dengan cara yang benar, bukan karena rider lain jatuh,” ujar Gerloff menutup komentarnya.
Masa Depan Sudah Pasti, Fokus ke Lintasan
Konfirmasi kontrak barunya bersama Kawasaki memberi kepastian untuk musim depan, yang menjadi suntikan semangat tersendiri bagi Gerloff. Kini ia bisa lebih fokus mengejar performa terbaiknya di lintasan tanpa distraksi soal masa depan.
Dengan setengah musim tersisa, Garrett Gerloff berjuang keras di WorldSBK 2025 bukan hanya untuk hasil akhir musim ini, tapi juga sebagai fondasi menuju musim berikutnya bersama tim pabrikan Jepang itu.
BACA JUGA: Marco Bezzecchi Bikin Frustrasi Lawan di Tengah Konflik Kontrak Jorge Martin dan Aprilia