Marcelo Abbondanza gagal bawa Fenerbahce juara Liga Voli Turki musim 2024-2025 setelah tim asuhannya dikalahkan oleh rival abadi mereka, Vakifbank, di partai puncak Sultanlar Ligi. Harapan untuk mengakhiri musim dengan trofi kembali pupus usai kekalahan 1-3 yang menyakitkan.
Pertandingan final yang digelar di Burhan Felek Vestel Voleybol Salonu, Istanbul, pada 23 April 2025, menjadi mimpi buruk bagi Fenerbahce. Mereka harus mengakui keunggulan Vakifbank dalam seri best-of-five, dengan kekalahan menyeluruh tiga laga tanpa kemenangan.
BACA JUGA: Ziraat Bankkart Unggul 1-0 atas Galatasaray HDI Sigorta di Final Efeler Ligi
Dominasi Vakifbank Tak Terbendung
Pada laga ketiga, Fenerbahce hanya mampu merebut satu set dengan skor akhir 1-3 (16-25, 15-25, 25-19, 19-25). Sementara itu, performa luar biasa Marina Markova yang mencetak 24 poin membawa timnya tampil superior. Di sisi lain, bintang Fenerbahce Melissa Vargas tak mampu tampil maksimal dan hanya menyumbangkan 17 poin.
Padahal Fenerbahce sebelumnya tampil gemilang saat menyingkirkan Galatasaray di babak semifinal. Namun, saat menghadapi tekanan dari tim sekelas Vakifbank, performa mereka tak mampu menjawab ekspektasi.
Marcelo Abbondanza Gagal Bawa Fenerbahce Juara di Musim Debutnya
Marcelo Abbondanza gagal bawa Fenerbahce juara meski datang dengan prestasi gemilang dari Korea Selatan. Usai mengantar Heungkuk Life Insurance meraih gelar juara Liga V Korea, Abbondanza langsung terbang ke Istanbul dan menangani Fenerbahce di babak playoff Sultanlar Ligi.
Sayangnya, langkah cepat ini tak membuahkan hasil manis. Fenerbahce justru harus puas menutup musim sebagai runner-up, pencapaian yang tentu mengecewakan bagi pelatih yang sempat menyabet gelar Pelatih Terbaik di V-League Korea.
Kiprah Cemerlang Abbondanza Sebelum Kembali ke Turki
Abbondanza dikenal sebagai arsitek sukses saat menukangi Heungkuk Life Insurance. Kedatangan Kim Yeon-koung kembali ke klub Korea tersebut juga tak lepas dari pengaruhnya sebagai mantan pelatih Kim di Fenerbahce. Kebersamaan mereka di Korea menciptakan kembali chemistry yang solid hingga akhirnya membawa tim ke tangga juara musim 2023-2024.
Prestasi itu menjadikan Abbondanza sebagai pelatih asing yang disegani di Asia. Namun, tantangan di Turki jelas berbeda. Liga Sultanlar adalah sebagai salah satu kompetisi terkuat di dunia, dan tekanan untuk menang di Fenerbahce sangat besar.
BACA JUGA: Eczacıbası Dynavit Raih Peringkat Ketiga di Vodafone Sultans League 2024/2025
Kritik Keras dari Penggemar Fenerbahce
Kekalahan dari Vakifbank memicu reaksi keras dari fans Fenerbahce. Media sosial penuh akan komentar pedas para pendukung. Beberapa menyatakan bahwa “Vakifbank mengubah pemain biasa jadi berlian, sementara Fenerbahce sebaliknya.”
Kritik tajam juga diarahkan pada kurangnya kontribusi pemain inti dan strategi pelatih yang dianggap gagal menyesuaikan ritme permainan. Bahkan muncul seruan emosional seperti “Bubarkan tim jika hanya bisa finis kedua setiap musim.”
Kim Yeon-koung Hadiri Laga Final dan Gelar Pensiun Simbolis
Di tengah sorotan terhadap Fenerbahce, legenda voli Kim Yeon-koung turut mencuri perhatian saat menghadiri pertandingan final antara Fenerbahce vs Vakifbank pada 20 April lalu. Ia menggelar upacara pensiun simbolis di hadapan publik Istanbul, kota yang pernah menjadi rumah kariernya saat memperkuat Fenerbahce dari 2011 hingga 2017.
Kehadirannya memberikan momen emosional, terutama bagi fan Fenerbahce yang mengenang masa kejayaan klub bersama Kim.
BACA JUGA: Comeback Spektakuler, Marcello Abbondanza Siap Bawa Fenerbahce Juara Lagi
Sultanlar Ligi, Medan Pertarungan Paling Bergengsi
Sultanlar Ligi, kasta tertinggi voli putri Turki, sejajar dengan Liga Italia Serie A1 sebagai salah satu liga paling kompetitif di dunia. Klub-klub elit seperti Vakifbank, Eczacıbaşı, dan Fenerbahce saling bersaing memperebutkan supremasi, menjadikan setiap musim penuh drama dan ketegangan tinggi.