Carlos Alcaraz Raih Gelar Juara Prancis Terbuka Kedua Setelah Menangkan Tiebreak Set Ke-5 Atas Sinner

Carlos Alcaraz Raih Gelar Juara Prancis Terbuka Kedua Setelah Menangkan Tiebreak Set Ke-5 Atas Sinner
Carlos Alcaraz Raih Gelar Juara Prancis Terbuka 2025 - Dokumentasi Instagram/@atp

Carlos Alcaraz raih gelar juara Prancis Terbuka kedua setelah menyelamatkan tiga championship point dalam duel epik lima set melawan Jannik Sinner, Ahad (9/6) dini hari, di final Roland Garros 2025. Laga ini juga mencatatkan rekor sebagai final terpanjang dalam sejarah turnamen dengan durasi lima jam 29 menit.

Pertarungan Epik Dua Rival Muda Terbaik Dunia

Pertemuan perdana antara Alcaraz dan Sinner di final Grand Slam benar-benar menghadirkan drama yang tak terlupakan. Rivalitas yang dimulai sejak ATP Paris 2021 ini mencapai puncaknya di Court Philippe-Chatrier, di mana keduanya menyuguhkan permainan luar biasa dan emosional dari awal hingga akhir.

BACA JUGA: Barack Obama Ucapkan Selamat Untuk Coco Gauff Usai Jadi Juara French Open 2025

Sinner tampil dominan di dua set pertama dengan skor 6-4 dan 7-6(4). Namun, Alcaraz bangkit di set ketiga dengan skor 6-4, sebelum menyelamatkan tiga championship point pada kedudukan 3-5 dan 0/40 di set keempat. Ia lalu memenangi tiebreak 7-6(3) untuk memaksa set penentuan.

Carlos Alcaraz Raih Gelar Juara Prancis Terbuka Kedua Lewat Tiebreak Bersejarah

Final ini menjadi kali pertama dalam sejarah Roland Garros yang ditentukan lewat tiebreak di set kelima. Alcaraz, yang sempat gagal menyegel kemenangan saat unggul 5-4, tampil tenang dan dominan di super tiebreak, menutup laga dengan skor 10-2.

Kemenangan ini menjadikan Alcaraz sebagai pria ketiga abad ini yang sukses mempertahankan gelar di Roland Garros, menyusul jejak Gustavo Kuerten dan Rafael Nadal. Ia juga menjadi petenis kesembilan di Era Terbuka yang membalikkan keadaan dari ketertinggalan dua set di final Grand Slam.

Statistik Membuktikan Mental Baja Alcaraz

Di usia 22 tahun, Alcaraz kini mencatatkan rekor luar biasa di set kelima: 13 menang dan hanya satu kalah. Sebaliknya, Sinner kembali gagal menang di laga yang berlangsung lebih dari 3 jam 50 menit, dengan rekor 0-7.

BACA JUGA: Raih Hadiah 47 Miliar, Coco Gauff Juara Prancis Terbuka Termuda Usai Kalahkan Aryna Sabalenka di Final

Kemenangan ini merupakan yang ke-37 bagi Alcaraz musim ini, terbanyak dibandingkan petenis lain di ATP Tour. Ia juga memperpanjang keunggulan rekor pertemuan melawan Sinner menjadi 8-4, termasuk lima kemenangan beruntun terakhir.

Momentum Besar Setelah Dominasi di Musim Tanah Liat

Sebelum tiba di Paris, Alcaraz telah mengangkat trofi di dua turnamen Masters 1000 tanah liat: Monte-Carlo dan Roma. Dengan tambahan gelar Roland Garros ini, ia bergabung dengan kelompok elite yang mampu memenangkan lebih dari satu gelar Masters dan Grand Slam tanah liat dalam satu musim, seperti Thomas Muster dan Rafael Nadal.

Kemenangan ini juga menjadi gelar ke-20 Alcaraz di level ATP, menjadikannya petenis pertama kelahiran 2000-an yang mencapai tonggak sejarah tersebut.

Sinner Gagal Raih Tiga Gelar Grand Slam Beruntun

Sinner, juara Australia Open 2024, berambisi menjadi petenis kelima di Era Terbuka yang meraih tiga gelar mayor berturut-turut. Ia tampil solid sepanjang turnamen, termasuk mengalahkan juara tiga kali Novak Djokovic di semifinal.

Namun, kekalahan dari Alcaraz membuat rekor final Grand Slam-nya menjadi 3-1. Meski demikian, Sinner tetap memimpin di puncak PIF ATP Rankings dengan selisih 2.030 poin dari pesaing terdekat.

Daftar Comeback dari Dua Set di Final Grand Slam

Alcaraz menambahkan namanya ke dalam daftar elite petenis yang sukses bangkit dari ketertinggalan dua set di final Grand Slam. Berikut beberapa nama lainnya:

  • Bjorn Borg – Roland Garros 1974
  • Ivan Lendl – Roland Garros 1984
  • Andre Agassi – Roland Garros 1999
  • Gaston Gaudio – Roland Garros 2004
  • Dominic Thiem – US Open 2020
  • Novak Djokovic – Roland Garros 2021
  • Rafael Nadal – Australia Open 2022
  • Jannik Sinner – Australia Open 2024
  • Carlos Alcaraz – Roland Garros 2025

Generasi Baru, Era Baru

Kemenangan ini bukan hanya menambah koleksi gelar Grand Slam Alcaraz, tapi juga mengukuhkan posisinya sebagai raja baru lapangan tanah liat setelah era dominasi Rafael Nadal. Dengan usia yang masih muda, daya juang luar biasa, dan performa konsisten, Carlos Alcaraz berpotensi menjadi ikon Grand Slam di masa depan.