Amanda Anisimova harus menunda momentum positifnya, sehari setelah menjuarai China Open 2025 ia tak melanjutkan tur WTA berikutnya.
Petenis asal Amerika Serikat itu resmi menarik diri dari WTA Wuhan Open 2025 karena mengalami cedera pada betis kiri.
Cedera Datang di Tengah Performa Terbaik
Keputusan mundurnya Anisimova sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Petenis peringkat empat dunia itu memang sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan sejak tampil di Beijing pekan lalu.
Meski baru saja memastikan tempat di WTA Finals Riyadh 2025, kondisi fisiknya jauh dari 100 persen fit.
Sebelum China Open dimulai, Anisimova bahkan sempat menjalani operasi pencabutan gigi bungsu.
Setelah melewati laga pembuka melawan Katie Boulter, ia mulai merasakan rasa nyeri di bagian kaki dan betis kiri.
Namun, dengan tekad kuat, Anisimova tetap melanjutkan turnamen dan menampilkan performa luar biasa hingga meraih gelar juara.
BACA JUGA: Naomi Osaka Tuntaskan Dendam di Wuhan, Comeback Spektakuler Singkirkan Leylah Fernandez
Bertahan dalam Rasa Sakit, Tetap Juara di Beijing
Meski harus bertanding dalam kondisi kurang prima, Anisimova menunjukkan ketangguhan mental luar biasa.
Ia memenangi sejumlah laga ketat dan melewati lawan-lawan tangguh dengan perjuangan keras. Dalam duel babak ketiga melawan Shuai Zhang, misalnya, Anisimova menang setelah tiebreak panjang dengan skor 13-11.
Tiga dari empat pertandingan berikutnya juga berlangsung hingga tiga set, kecuali kemenangan telak 6-1, 6-2 atas Coco Gauff di semifinal.
Keteguhan hatinya berbuah manis, ia keluar sebagai juara WTA 1000 keduanya musim ini, sekaligus gelar terbesar dalam kariernya sejauh ini.
Namun, rasa sakit di kaki dan betis yang mulai mengganggu sejak pertengahan turnamen akhirnya memaksa Anisimova untuk mengambil langkah mundur di Wuhan.
Anisimova: “Rasa Sakitnya Mengganggu, Tapi Tidak Serius”
Dalam konferensi pers seusai final China Open, petenis berusia 23 tahun itu mengaku bahwa dirinya sudah mulai merasakan nyeri sejak babak ketiga.
“Saya mulai merasakan nyeri di kaki dan betis sejak ronde ketiga,” ujar Anisimova.
“Saya pikir terlihat jelas di salah satu pertandingan bahwa saya kesakitan. Bahkan saat berjalan pun terasa sakit sepanjang hari. Tapi syukurlah, ini bukan cedera serius — hanya rasa nyeri yang mengganggu.”
Ia menambahkan, rasa sakit tersebut tidak akan menghalangi dirinya untuk terus tampil di sisa musim ini.
“Hal baiknya, cedera ini tidak akan membuat saya berhenti bermain. Saya hanya butuh waktu pemulihan singkat sebelum kembali ke lapangan,” tambahnya dengan nada optimistis.
BACA JUGA: Alexander Zverev Terhenti di ATP Shanghai Masters 2025, Arthur Rinderknech Lanjutkan Kejutan
Fokus pada Pemulihan Jelang WTA Finals
Menurut jadwal resmi, Anisimova masih direncanakan tampil di Aux · Ningbo Open pekan depan.
Namun, partisipasinya di turnamen tersebut akan bergantung pada hasil evaluasi medis beberapa hari ke depan.
WTA Finals Riyadh, ajang penutup musim yang mempertemukan delapan petenis terbaik dunia, akan dimulai pada 1 November mendatang.
Turnamen itu menjadi momen istimewa bagi Anisimova karena untuk pertama kalinya ia berhasil lolos ke kejuaraan akhir musim tersebut.
Persaingan Ketat Menuju WTA Finals
Meski saat ini menempati peringkat empat dunia dalam PIF WTA Rankings, posisi Anisimova di klasemen Race to the WTA Finals justru lebih tinggi.
Dengan hasil impresif di China Open, ia sukses menyalip Coco Gauff dan naik ke posisi tiga dalam daftar perburuan menuju Riyadh.
Gauff sendiri sedang berlaga di Wuhan pekan ini dan berpeluang merebut kembali posisi tersebut jika berhasil melangkah jauh.
Namun, dengan dua gelar WTA 1000 dan performa konsisten sepanjang musim 2025, Anisimova tetap menjadi salah satu favorit kuat untuk tampil gemilang di ajang bergengsi itu.
Musim Impresif Seorang Pejuang
Tahun 2025 bisa disebut sebagai musim kebangkitan bagi Amanda Anisimova. Setelah sempat absen lama akibat masalah mental dan cedera di tahun-tahun sebelumnya, ia kembali menunjukkan level permainan terbaiknya.
Selain dua gelar WTA 1000, termasuk kemenangan di Miami awal tahun ini, Anisimova juga menjadi finalis Grand Slam dua kali, membuktikan bahwa dirinya kembali ke jajaran elit tenis putri dunia.
Meski langkahnya di Wuhan terhenti sebelum dimulai, keputusan mundur ini dianggap langkah bijak. Dengan WTA Finals yang tinggal beberapa pekan lagi, fokus pada pemulihan penuh jelas menjadi prioritas utama.
Harapan Baru Menjelang Akhir Musim
Bagi penggemar tenis, mundurnya Anisimova dari Wuhan Open tentu mengecewakan, terutama setelah penampilan spektakulernya di Beijing.
Namun, dengan sikap profesional dan tekad untuk pulih sepenuhnya, langkah mundur sementara ini bisa menjadi kunci kesuksesannya di penghujung musim.
Jika pemulihan berjalan lancar, publik akan kembali menyaksikan Anisimova tampil di level tertinggi di Riyadh, tempat ia berpeluang menutup tahun dengan gaya, sebagai salah satu bintang paling bersinar di sirkuit WTA 2025.