Elena Rybakina menutup musim 2025 dengan cara yang sensasional. Datang ke WTA Finals Riyadh 2025 dalam kondisi tidak 100 persen fit, petenis asal Kazakhstan itu justru tampil luar biasa.
Dan bahkan ia eluar sebagai juara setelah menundukkan petenis peringkat satu dunia asal Belarusia, Aryna Sabalenka, dengan skor 6-3, 7-6(0).
Kemenangan tersebut bukan hanya menambah prestasinya di level elite, tetapi juga membuat Rybakina mengantongi hadiah fantastis senilai $5.235.000 atau sekitar Rp87 miliar. Jumlah itu menjadi salah satu hadiah tunggal terbesar dalam sejarah tenis putri.
Strategi Agresif yang Berbuah Manis
Rybakina datang ke turnamen akhir musim ini dengan bahu kanan yang masih terasa nyeri. Namun, alih-alih bermain hati-hati, ia memilih strategi berani: bermain cepat dan menyerang sejak awal. Pendekatan itu terbukti sukses.
“Sejak awal saya sudah memutuskan untuk main agresif dan percaya pada setiap pukulan,” ungkap Rybakina. “Saya tahu kondisi saya belum sempurna, jadi satu-satunya cara menang adalah menekan lawan lebih dulu.”
Sabalenka pun mengakui keunggulan lawannya. “Dia bermain sangat berani hari ini, mungkin lebih berani daripada saya,” ujar sang petenis nomor satu dunia.
Sempurna di Tiebreak, Tanpa Celah
Dalam final yang berlangsung di Riyadh, Rybakina tampil efisien. Ia melesakkan 13 ace, menyelamatkan semua lima break point, dan memenangkan 77 persen poin dari servis pertamanya.
Bahkan di tiebreak set kedua, ia membuat sejarah dengan menutupnya 7-0, pertama kalinya Sabalenka kalah tanpa mencetak satu poin pun dalam tiebreak sepanjang kariernya.
“Beberapa momen saya hanya berpikir untuk fokus ke setiap poin,” kata Rybakina sambil tersenyum. “Saya tidak ingin memikirkan skor atau tekanan. Saat sadar sudah menang, rasanya luar biasa.”
Catatan Gemilang: 11 Kemenangan Beruntun
Kemenangan di Riyadh memperpanjang rekor tak terkalahkan Rybakina menjadi 11 pertandingan beruntun, dimulai setelah kekalahan dari Sabalenka di Wuhan, China.
Kini, ia juga memiliki catatan impresif melawan petenis peringkat satu dunia: 8 kemenangan dari 14 laga (8-6).
Ia juga menjadi petenis pertama yang mampu menumbangkan Aryna Sabalenka dan Iga Swiatek di lebih dari satu turnamen WTA, setelah sebelumnya melakukannya di Indian Wells 2023.
BACA JUGA: Kantongi Rp245 Miliar! Aryna Sabalenka Kalah Tapi Kaya, Di Musim 2025 Yang Luar Biasa!
Servis, Senjata Utama
Sepanjang turnamen, servis menjadi senjata andalan Rybakina. Di semifinal, ia mencatat 15 ace melawan Jessica Pegula, lalu menambah 13 ace di final.
Efektivitas servis membuatnya mampu mengontrol ritme permainan bahkan saat lawan mencoba menekan.
“Servis saya benar-benar membantu,” katanya. “Bahkan ketika Aryna bermain sangat baik, saya selalu bisa mengandalkan pukulan pertama itu di momen-momen penting.”
Perjalanan Mental dan Fisik yang Luar Biasa
Menariknya, Rybakina mengaku datang ke WTA Finals tanpa ekspektasi besar. “Saya sudah kelelahan karena jadwal padat dan jet lag,” ujarnya dalam wawancara dengan WTA.
“Mungkin karena tidak menaruh tekanan, saya bisa bermain lebih lepas dan menikmati setiap pertandingan.”
Ia menambahkan, adaptasi dengan kondisi baru, bola baru, dan waktu latihan yang terbatas justru membuatnya fokus pada satu hal: menyerang. “Saya tahu kalau harus bermain panjang, saya kalah ritme. Jadi saya ambil risiko dengan bermain cepat dan agresif,” kata Rybakina.
Mengalahkan Swiatek dan Sabalenka, Dua Ratu Dunia
Dalam fase grup, Rybakina sempat kehilangan set pertama dari Iga Swiatek, namun kemudian bangkit dan memenangkan 12 dari 13 gim berikutnya.
“Swiatek punya tenaga dan footwork luar biasa. Butuh waktu buat saya menemukan tempo, tapi begitu ketemu ritme, saya bisa ambil alih,” katanya.
Momentum itu terus berlanjut hingga final. Melawan Sabalenka, petenis 26 tahun itu tampil tenang dan klinis.
Ketika Sabalenka mencoba menunggu peluang, Rybakina justru lebih dulu menguasai permainan dengan groundstroke keras yang memaksa lawan bermain defensif.
Menuju Musim 2026 dengan Kepercayaan Diri
Rybakina mengaku kemenangan di Riyadh menjadi dorongan besar untuk musim depan. “Saya berharap ini jadi batu loncatan untuk Grand Slam 2026,” ucapnya.
“Kami sudah melakukan banyak peningkatan di sela-sela turnamen, baik fisik maupun mental.”
Sang juara Wimbledon 2022 itu menegaskan, pengalaman menang dan kalah di final besar membuatnya semakin matang.
“Saya sudah pernah kalah dari Aryna di final Australia Open tahun lalu, dan sekarang saya bisa membalas dengan cara terbaik,” katanya.
BACA JUGA: Sabalenka Tersungkur! Elena Rybakina Sabet Gelar WTA Finals 2025 dan Rp87 Miliar Hadiah!
Saatnya Rehat Sebelum Kembali ke Lapangan
Setelah perayaan kemenangan, Rybakina berencana untuk beristirahat sejenak. “Saya akan menghabiskan beberapa hari di Eropa untuk pemeriksaan kesehatan, lalu kembali ke Dubai untuk latihan,” katanya. “Saya butuh waktu bersama keluarga, tapi setelah itu saya siap fokus ke musim baru.”
Dengan kemenangan di WTA Finals Riyadh 2025, Elena Rybakina kini bukan hanya juara turnamen, tetapi juga simbol ketenangan dan keberanian di tengah tekanan.
Bermain dengan bahu cedera, tanpa ekspektasi besar, namun tetap mampu menaklukkan para ratu tenis dunia, sebuah kisah juara sejati.






