Langkah Alex De Minaur di Nitto ATP Finals 2025 kembali terhenti dengan cara yang menyakitkan.
Petenis asal Australia itu gagal memaksimalkan peluang emas saat menghadapi Lorenzo Musetti pada Selasa malam di Turin.
Setelah berjuang selama tiga set yang dramatis, De Minaur akhirnya tumbang dengan skor 5-7, 6-3, 5-7, hasil yang membuatnya kini mencatat dua kekalahan beruntun di Grup Jimmy Connors.
Kekalahan ini terasa pahit karena De Minaur sebenarnya sudah berada di ambang kemenangan.
Ia sempat unggul dan berkesempatan menutup pertandingan saat memimpin 5-4 di set ketiga.
Namun, Musetti tampil lebih tenang di momen krusial dan berhasil membalikkan keadaan di depan publik tuan rumah.
“Kalau saya benar-benar ingin serius melangkah ke level berikutnya dalam karier saya, pertandingan seperti ini tidak boleh saya lewatkan,” ujar De Minaur dengan nada kecewa dalam konferensi pers usai pertandingan.
“Saya sudah kalah terlalu banyak di laga seperti ini tahun ini. Secara mental, ini benar-benar menguras tenaga saya.”
BACA JUGA: Carlos Alcaraz Tumbangkan Taylor Fritz Lewat Duel Epik di ATP Finals 2025
Kekalahan yang Mulai Menggerus Mental
De Minaur, yang kini berusia 26 tahun, tampak kesulitan menahan emosi setelah kekalahan tersebut.
Ia mengaku frustrasi karena hasil serupa terus berulang di beberapa turnamen penting tahun ini.
Dalam dua kali keikutsertaannya di ATP Finals, De Minaur belum sekalipun meraih kemenangan dari lima laga yang telah dimainkan.
Di tahun 2025 ini, performanya sebenarnya cukup konsisten. Menurut Infosys ATP Win/Loss Index, De Minaur mencatat 55 kemenangan tur-level, yang merupakan rekor terbaik sepanjang kariernya.
Namun, statistik juga menunjukkan sisi lain: ia sudah delapan kali kalah di set penentuan musim ini.
Kekalahan dari Musetti di Turin hanyalah yang terbaru dari deretan hasil tipis yang merugikan dirinya.
“Masalahnya sederhana: saya harus bisa menutup pertandingan seperti ini. Kalau tidak segera diperbaiki, hal ini akan terus menghantui saya,” ujarnya lagi dengan nada putus asa. “Saya tidak tahu sampai kapan saya bisa terus menahan rasa sakit seperti ini.”
Pola yang Terulang Musim Ini
Kekalahan dari Musetti bukan satu-satunya yang menyakitkan bagi De Minaur. Sebelumnya di Paris Masters, ia juga tersingkir di perempat final setelah kalah dari Alexander Bublik dalam tiga set.
Beberapa pekan sebelumnya di Beijing, De Minaur dipaksa menyerah lewat pertandingan ketat melawan Jannik Sinner, petenis nomor dua dunia versi PIF ATP Rankings.
Kekalahan beruntun dalam laga-laga krusial itu membuatnya merasa frustrasi. Bagi De Minaur, masalah utamanya bukan kemampuan teknis, tetapi bagaimana tetap tenang dan fokus di momen penentuan.
“Saya merasa sudah bermain bagus sepanjang musim ini, tapi ketika sampai pada saat-saat penting, semuanya seperti hilang begitu saja,” tambahnya.
Padahal, tahun ini sempat menjadi titik terang bagi petenis Australia itu. Ia meraih gelar juara di Washington Open dan beberapa kali menembus babak akhir turnamen besar.
Namun, catatan apik itu seakan tidak cukup untuk mengobati kekecewaannya di ajang paling bergengsi penutup musim ini.
Harapan Terakhir di Turin
Masih ada satu peluang tersisa bagi De Minaur untuk menebus kesalahan. Ia dijadwalkan akan menghadapi Taylor Fritz di laga ketiga fase grup pada Kamis mendatang.
Meskipun peluang lolos ke semifinal tipis, secara matematis ia masih bisa melakukannya jika mampu menang besar dan hasil pertandingan lain berjalan sesuai harapan.
“Saya harus segera bangkit dan menatap laga berikutnya. Tidak ada waktu untuk terus menyesali kekalahan ini,” kata De Minaur mencoba tegar.
“Saya masih punya satu kesempatan lagi untuk membuktikan diri, dan saya ingin menutup turnamen ini dengan kepala tegak.”
Refleksi dari Musim yang Berat
Secara keseluruhan, musim 2025 menjadi tahun yang paradoksal bagi De Minaur. Di satu sisi, ia menunjukkan perkembangan luar biasa dengan torehan kemenangan terbanyak dalam kariernya.
Namun di sisi lain, kegagalan menuntaskan pertandingan-pertandingan penting menunjukkan bahwa masih ada celah besar dalam konsistensinya.
Sebagai salah satu petenis muda paling pekerja keras di tur, De Minaur dikenal karena gaya bermain cepat dan energi tinggi di lapangan.
Namun di level elite seperti ATP Finals, detail kecil seperti mentalitas di poin-poin krusial menjadi pembeda antara kemenangan dan kekalahan.
Musetti, yang tampil impresif di depan publik sendiri, memanfaatkan tekanan itu dengan sangat baik.
Petenis Italia berusia 23 tahun tersebut tampil agresif dan sabar, menunggu saat yang tepat untuk mengambil alih kendali.
Kemenangan atas De Minaur membuatnya membuka peluang lolos ke semifinal pertamanya di ajang prestisius ini.
BACA JUGA: Rekap Hasil ATP Finals 2025 Hari 2: Sinner Tampil Ganas, Fritz Gagalkan Debut Musetti di Turin
Bagi De Minaur, hasil ini menjadi cerminan bahwa perjalanannya untuk menembus jajaran elite dunia belum selesai. Ia sadar bahwa konsistensi mental akan menjadi kunci untuk melangkah lebih jauh.
“Saya tidak bisa terus kehilangan pertandingan seperti ini,” ucapnya dengan jujur. “Jika saya ingin menjadi petenis top dunia, saya harus belajar bagaimana menutup pertandingan ketika punya kesempatan.”
Malam itu, di Inalpi Arena Turin, De Minaur mungkin kalah di lapangan. Namun kekalahan tersebut bisa menjadi pelajaran penting yang akan menentukan arah kariernya ke depan, apakah ia akan tenggelam dalam frustrasi, atau bangkit menjadi petenis yang lebih tangguh.






