Baru saja menjuarai Wimbledon, Iga Swiatek kembali menunjukkan taringnya dengan kemenangan dominan atas Guo Hanyu di Montreal.
Iga Swiatek telah kembali ke performa puncak usai menjuarai Wimbledon. Petenis asal Polandia ini tampil tanpa cela saat mengawali perjalanannya di turnamen Omnium Banque Nationale 2025.
Iga dengan dominan menumbangkan wakil China, Guo Hanyu, dua set langsung, 6-3, 6-1.
Kemenangan ini semakin menegaskan bahwa Swiatek mantap melaju di laga perdana Omnium Banque Nationale 2025.
Ia tidak hanya menunjukkan performa impresif, tapi juga memperpanjang sejumlah rekor pribadi di tur WTA.
BACA JUGA: Daftar Lengkap Juara VNL Putra dan Putri Sejak 2018 Hingga Final VNL 2025 Putri
Dominasi Luar Biasa Swiatek dari Game Awal
Swiatek langsung membuka laga dengan meraih empat gim pertama secara beruntun, memperpanjang rangkaian kemenangannya hingga 24 gim berturut-turut.
Catatan ini dimulai sejak semifinal Wimbledon saat melawan Belinda Bencic, berlanjut dengan kemenangan 6-0, 6-0 atas Amanda Anisimova di final Grand Slam tersebut.
Meski Guo Hanyu sempat mematahkan servis Swiatek pada gim kelima, itu adalah gim pertama yang hilang dari Swiatek dalam 20 hari terakhir.
Statistik Swiatek Kian Mentereng
Swiatek tampil dominan dengan mematahkan servis Guo sebanyak enam kali dari delapan peluang. Ia kini mempertahankan rasio kemenangan pengembalian servis tertinggi di WTA, yakni 47% (102 dari 221 gim).
BACA JUGA: Pesan Coach Eduardo Almeida, Jika Semen Padang FC Jadi Tim Musafir Lagi
Tak hanya itu, Swiatek juga mencatatkan 63 kemenangan beruntun di laga pembuka turnamen WTA. Ia hanya terpaut satu dari rekor milik Monica Seles yang membukukan 64 kemenangan antara 1990 hingga 1996.
Kemenangan atas Guo juga menambah rekornya saat menghadapi petenis peringkat di luar 200 besar dunia menjadi 21 kemenangan dan 1 kekalahan.
Guo Hanyu: Lompatan Besar Meski Terhenti
Guo Hanyu, petenis berusia 27 tahun dari China, bukan tanpa pencapaian. Ia dikenal sebagai spesialis ganda dengan dua gelar musim ini bersama Alexandra Panova.
Keberhasilannya menembus babak utama Montreal melalui babak kualifikasi serta kemenangan atas Yulia Putintseva di babak pertama merupakan pencapaian besar dalam karier tunggalnya.
Namun, menghadapi Swiatek jelas menjadi tantangan yang terlalu berat. Permainan agresif dan ritme cepat dari petenis unggulan kedua dunia itu membuat Guo tak mampu berbuat banyak.
BACA JUGA: Mungkin Saja! Marc Marquez Bisa Kunci Gelar Lebih Cepat
Swiatek Incar Gelar di Kanada
Setelah kegemilangannya di Wimbledon, Swiatek dinilai kembali menjadi ancaman besar di tur WTA. Meski saat ini Aryna Sabalenka masih menempati peringkat satu dunia selama 41 pekan terakhir.
Dominasi Swiatek perlahan mulai kembali terlihat. Sebelumnya, ia pernah menduduki posisi nomor satu dunia selama 125 pekan, peringkat ketujuh terlama dalam sejarah WTA.
Turnamen Canadian Open alias Omnium Banque Nationale ini menjadi salah satu dari dua turnamen WTA 1000 (bersama Cincinnati) yang belum pernah Swiatek juarai.
Dua tahun lalu, ia terhenti di semifinal Montreal setelah dikalahkan Jessica Pegula.
Swiatek kini akan menunggu pemenang antara Anastasia Pavlyuchenkova dan Eva Lys untuk laga babak ketiga.
Dengan momentum ini, Swiatek mantap melaju di laga perdana Omnium Banque Nationale 2025 dan diprediksi terus menekan hingga ke babak akhir.
BACA JUGA: Coco Gauff Tumbangkan Collins di Babak Kedua Montreal Lewat Tiebreak
Swiatek Kini Lebih Agresif, Lebih Percaya Diri
Salah satu kunci kebangkitan Swiatek di Wimbledon adalah perubahan gaya bermainnya yang lebih agresif. Ia mulai meningkatkan kecepatan servis, mengambil risiko lebih besar.
Bahkan gaya memukul groundstroke yang lebih datar dan mematikan. Pendekatan ini terbukti ampuh, dan tampaknya akan terus diterapkan di musim lapangan keras ini.
Jika terus konsisten, bukan tidak mungkin Swiatek akan kembali merebut posisi nomor satu dunia dari Sabalenka.