PSG Juara Liga Champions 2025: Pecahkan Rekor dan Raih Treble Bersejarah

PSG Juara Liga Champions 2025 Pecahkan Rekor dan Raih Treble Bersejarah
PSG Juara Liga Champions 2025 - Luis Enrique angkat tropi Liga Champions - Dokumentasi IG: Paris Saint-Germain

PSG Juara Liga Champions 2025 setelah menaklukkan Inter Milan dengan skor telak 5-0 dalam partai final yang berlangsung di Allianz Arena, Munich, pada Ahad (1/6/2025) dini hari WIB. Kemenangan ini bukan hanya menjadi gelar pertama Paris Saint-Germain di ajang paling bergengsi Eropa, tetapi juga melengkapi musim mereka dengan treble winners, menjuarai Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions.

Keberhasilan PSG ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya bagi klub, tetapi juga dalam catatan Liga Champions. Ini adalah kemenangan dengan margin terbesar yang pernah terjadi dalam final Liga Champions.

BACA JUGA: 2 Pemain Inter Yang Luis Enrique Takuti di Final UCL 2025 Malam ini

Magis Munich: Kota Juara Pertama

Final Liga Champions di kota Munich kembali menghadirkan keajaiban untuk tim yang baru pertama kali meraih gelar. PSG menjadi tim kelima yang meraih trofi pertamanya di kota ini, mengikuti jejak Nottingham Forest (1979), Marseille (1993), Borussia Dortmund (1997), dan Chelsea (2012). PSG juga menjadi klub ke-24 yang berhasil mengangkat trofi sejak kompetisi ini dimulai pada 1956.

Gol Hakimi Buka Jalan, Tapi Tak Dirayakan

Respek untuk Mantan Klub Inter Milan

Bek kanan PSG, Achraf Hakimi, membuka keunggulan pada menit ke-12 setelah menerima umpan dari Désiré Doué. Namun, Hakimi memilih tidak merayakan gol tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada mantan klubnya, Inter Milan, yang ia bela pada musim 2020/21.

Keputusan Hakimi ini menuai pujian dari berbagai pihak, menunjukkan sportivitas dan profesionalisme tinggi di tengah momen besar kariernya.

Desire Doue Tampil Gemilang

Remaja Prancis Ukir Sejarah di Final Liga Champions

Pemain muda asal Prancis, Desire Doue, mencuri perhatian dengan penampilan luar biasa. Ia mencatat dua gol (menit ke-20 dan 63) serta satu assist. Ia menjadi pemain pertama dalam sejarah Liga Champions yang berkontribusi dalam tiga gol (gol atau assist) dalam satu final.

Penampilannya membuktikan bahwa investasi PSG pada talenta muda terbukti tepat sasaran.

BACA JUGA: Jelang Final UCL, Penilaian Luis Enrique Pada Inter Milan: PSG Waspadai Duet Thuram–Lautaro

PSG Bangkit dari Era Megabintang

Dari Galacticos ke Kolektif Tim

Sejak diambil alih oleh pemilik asal Qatar pada 2011, PSG dikenal sebagai klub bertabur bintang seperti Ibrahimovic, Neymar, Messi, dan Mbappe. Namun, semua megabintang itu pergi tanpa satu pun trofi Liga Champions.

Pada 2023 dan 2024, PSG melepas para pemain besar: Neymar ke Arab Saudi, Messi ke MLS, dan Mbappe ke Real Madrid. Inilah titik balik bagi klub.

Alih-alih membeli nama besar, PSG mulai membangun tim kolektif. Mereka menghabiskan hampir $800 juta dalam dua tahun untuk merekrut pemain muda berbakat seperti Doue, Joao Neves, Barcola, dan Kvaratskhelia. Pelatih Luis Enrique juga didatangkan untuk memimpin proyek ini.

PSG Juara Liga Champions 2025 dengan Identitas Baru

Skema Tim Solid Kunci Kesuksesan

Identitas baru PSG mulai terlihat di bawah tangan dingin Luis Enrique. Ia memaksimalkan potensi pemain seperti Vitinha, Fabian Ruiz, dan Hakimi. Donnarumma juga tampil gemilang di bawah mistar setelah melalui masa sulit dalam beberapa musim terakhir.

BACA JUGA: Data dan Fakta Jelang Final Liga Champions 2025: PSG vs Inter Milan di Allianz Arena

PSG mendominasi laga, tidak hanya dari segi skor, tapi juga penguasaan bola, intensitas pressing, dan efektivitas serangan. Gol-gol dari Kvaratskhelia (menit 73) dan pemain muda Senny Mayulu (menit 86) melengkapi pesta gol tim asal Paris.

Akhir dari Penantian Panjang PSG

Dengan peluit panjang wasit, berakhir pula penantian panjang PSG untuk menjadi juara Liga Champions. Mereka bukan lagi sekadar proyek ambisius, tetapi kini sah disebut sebagai raja baru Eropa.

Para pemain dan staf merayakan kemenangan ini dengan penuh emosi. Trofi yang selama ini sulit diraih akhirnya berhasil dibawa pulang ke Paris, bukan oleh barisan megabintang, tetapi oleh skuad muda dan solid yang bermain sebagai tim.